Rabu, 04 Juni 2008

“ SAMPAH CEMARI CADANGAN AIR TAWAR KOTA BENGKULU

Tempat pembuangan sampah akhir dikota Bengkulu terletak didaerah air sebakul hulu Danau dendam tak sudah, pembuangan tempat akhir sampah dalam periode singkat mungkin belum membawa dampak yang signifikan, namun akan terasa setelah periode yang panjang, apabila terjadi akumulasi sampah yang terus menerus tanpa ada upaya pengelolaan maka pencemaran lingkungan dan pemanasan global pasti akan terus meningkat.

Hasil penelitian Bapedalda Bengkulu menunjukkan, karakteristik sampah kota Bengkulu terdiri dari sampah organic lebih kurang 75% dan 25% sampah non organik yang sulit teruarai di alam seperti plastic, kaleng bekas (logam) dan non logam (keramik dan sejenisnya).

Adanya TPA bisa mencemari air tanah yang dikonsumsi masyrakat kota Bengkulu, karena air lindi TPA sebakul masuk kedalam danau dusun besar, yang menjadi sumber utama dan cadangan terbesar air tawar kota Bengkulu. Bayangkan, jumlah sampah yang di buang ke tempat pembuangan akhir sampah ini cukup besar sekitar 15 ton sampah per-hari. Tumpukan sampah yang berada ditempat pembuangan akhir (TPA) mengandung air yang berasal dari sampah yang disebut (Air lindi), saat musim kemarau jumlah air dari sampah masuk ke danau memang sedikit namun di musim hujan jumlah air akan meningkat seiring dengan zat-zat beracun yang ikut serta di dalamnya.

Tumpukan sampah di TPA maupun tumpukan sampah disudut-sudut kota selain mencemari lingkungan juga pemicu meningkatnya pemanasan global karena sampah Menghasilkan Metana (CH4) gas rumah kaca yang merupakan bagian Gas-gas lain penyebab pemanasan global terdiri dari Karbon dioksida (CO2), Ozon (O3), Dinitrogen oksida (N2O), CFC R-12 (CCl2F2), dan CFC R-11 (CCl3F).

Saat ini yang dibutuhkan adalah adanya system pembuangan sampah yang tidak mencemari kualitas air yang ada didanau dendam dan system pengelolaan sampah yang s baik. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian serius oleh Masyarakat dan Pemerintah kota Bengkulu.


Tidak ada komentar: